Tampilkan postingan dengan label Motor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motor. Tampilkan semua postingan
Memulai perjalanan menuju Pantai Mawun dari Pantai Kuta Lombok, Saya bergerak dengan motor sewaan menuju pantai yang mampu menghipnotis para wisatawan untuk berkunjung, bahkan para bule juga ikut naksir Pantai Mawun, karena kecantikannya memang ya cantik, gak ada kata-kata selain cantik saat tiba di Pantai Mawun. Pasirnya putih udah kayak bedak kosmetik mahal, halus banget, beda sama bedak pasar tradisonal masih ada kasarnya. Air lautnya hijau di tepian dan biru dibagian tengah, bagaimana tidak cantik. Sebelum ke Pantai Mawun Saya mendapatkan saran dari penjaga homestay tempat Saya menginap untuk hati-hati dan sopan saat bertanya, penjaganya memang bermaksud untuk memperingat kan Saya akan kondisi Lombok saat itu. Kala itu isu tentang penculikan anak dan adanya kesalahan komunikasi yang berujung pemukulan sampai korbannya meninggal, mengakibatkan para tersangka pemukulan harus mendekam di kantor polisi setempat (ini cerita pada saat Saya kesana). Saya mengiyakan sambil menganggukkan kepala tanda mengerti dan memulai perjalanan mengarahkan tujuan ke Pantai Mawun.
Nyalakan motor, tarik gas, berangkat ke Pantai Mawun
Selama perjalanan Saya disuguhi pemandangan bukit yang indah-indah. Warna hijaunya membuat mata menjadi segar untuk selalu memandang. Jalan yang naik turun, belok-belok menjadi tatntangan tersendiri untuk mengendarai motor. Waspada menjadi teman setia, harus hati-hati. Kadang ada jalan yang belum diaspal. Kerikil dan bebatuan bisa membuat Saya terjatuh dari motor. Ada yang unik saat menuju ke Pantai Mawun. Tenda bewarna biru dan kuning menyala kadang terlihat di pinggir jalan.Dengan mesin dan kolam-kolam yang sudah tertata tidak beraturan, Saya melihat para pekerja tambang emas yang rela hidupnya diperuntukkan untuk logam mulia tersebut. Jumlah logam mulia tersebut mungkin bisa merubah nasib mereka yang kesulitan. Pekerjaan ini tidak mudah, tergantung usaha dan nasib untuk mendapatkan batu yang mengandung emas ini. bisa satu hari, bulan bahkan tahunan. Lagi-lagi tergantung nasib. Doa mungkin sudah jadi rutinitas yang dilakukan para pekerja tambang tersebut. Mungkin karena ini lah sebagian jalan menuju Pantai Mawun rusak. Truk-truk yang membawa pasir menjadi beban yang tidak bisa diterima oleh aspal dan mengakibatkan jalan jadi berlubang. Tapi mau bagaimana lagi, jika ini di tutup para pekerja tidak mempunyai penghasilan. Ada yang pro ada yang kontra itu hal biasa. tergantung menyikapi dan saling mengerti keadaan masing-masing mungkin bisa dibiarkannya penggalian emas ini.
Menuju Pantai Mawun Saya juga melihat pemandangan sawah yang terbentang indah, bunga-bunga yang bermekaran menghasilkan warna yang enak untuk memanjakan mata. Kadang ada rombongan kerbau yang dengan seenaknya saja melintasi jalan tanpa harus lihat ke kanan-kiri. Ini membuat perjalanan Saya ke Pantai Mawun harus lebih berhati-hati. Jika tidak bisa-bisa Saya bisa menjadi korban karena menabrak kerbau-kerbau yang badannya luar biasa berotot.
Informasi untuk menuju Pantai Mawun terbilang sangat sedikit, hanya ada papan-papan kecil yang menjelaskan kemana harus menuju Pantai Mawun. Letaknya juga tidak di pinggir jalan. Harus lebih masuk lebih kedalam lagi sebelum bisa menikmati Pantai Mawun yang mempesona. Dari Jalan Utama Saya belok ke kiri setelah ada papan yang memberikan informasi untuk menuju Pantai Mawun.
Parkir Motor, Turun, Siap menikmati Pantai Mawun
Pasirnya lembut banget, pemandangannya luar biasa indah kata-kata itu yang terucap saat Saya baru tiba di Pantai Mawun Sumpah ini indah. ada tebing perbukitan di tengah laut, itu seakan menjadi gerbang yang menjadi pembatas di Pantai Mawun. Airnya punya gradasi biru tua dan muda yang keren banget. Sampe-sampe Saya terhipnotis untuk merasakan segarnya air di Pantai Mawun. Bermain bersama gelombang air yang relatif aman menjadikan Pantai Mawun arena bermain yang sangat luas buat Saya.
Pantai Mawun, seolah kecantikanmu bagai bidadari yang tercipta dengan berbentuk pantai. Keindahan mu tak tergoyahkan dengan tempat mu yang tersembunyi. Engkau akan selalu di kunjungi, di datangi dan dinikmati. Karena kecantikan mu memang pantas untuk dinikmati. #Rekomendasi
![]() |
Anak kecil aja tau Pantai Mawun Indah |
![]() |
Saya sempat iri melihat kemesraan mereka berdua |
![]() |
Garis Pantai Mawun melekuk dan dirimbuni pasir purih yang lembut |
![]() |
Ada aja orang yang selalu mengubur dirinya di tiap pantai termasuk Pantai Mawun |
![]() |
Airnya hijua berpadu dengan biru |
![]() |
Sisi tepi Pantai Mawun dibatasi dengan perbukitan |
Menyaksikan matahari terbit merupakan salah satu keindahan alam yang mempesona. Apalagi Saya melihatnya di Gunung Bromo. Sebuah Gunung yang menawarkan salah satu panorama matahari terbit terbaik di dunia.
Berada di wilayah Lumajang, Malang, Probolinggo dan pasuruan. Bromo menawarkan keindahan detik-detik sang surya saat akan bekerja. Pertemuan warna jingga dan biru, memberikan sebuah pemandangan yang sempurna untuk disaksikan. Di ketinggian mencapai 2000 lebih dari permukaan laut. Gunung Bromo merupakan gunung suci untuk suku Tengger. Suku yang mendiami Gunung Bromo. Dan tempat diadakannya ritual yadya Kasada. Ritual keagaman umat hindu Tengger.
Kebetulan ada urusan kerjaan . Berangkat lah Saya dari Jakarta menuju Malang Menggunakan pesawat.
Sampai di Malang Saya bekerja dengan menggunakan sepeda motor. Karena banyaknya tempat yang harus Saya kunjungi. Ini lebih efektif secara waktu bila dibandingkan melakukannya dengan menggunakan mobil. Di Malang udah banyak kok penyewaan motor harganya juga pas. 40-60 ribu per hari.
Saya suka kota Malang. Kecil tapi sangat nyaman. Udaranya sejuk.
Saya sama Andi patner Saya di tim melakukan perjalanan membelah gunung dengan sepeda motor untuk berada di Gunung Bromo. Ada dua jalur yang menghubungkan kota Malang dengan Gunung Bromo.
Perjalanan dari kota Malang menuju Bromo akhirnya di mulai. Dengan ditemani teman asli Malang, gue berangkat ke Gunung Bromo yang sudah menanti.
Jam 9 malam Saya jalan dari kota Malang. Jangan lupa buat isi bensin penuh. Soalnya nanti akan kesulitan dengan mengsisi bahan bakar. Jarang yang menjual bensin di atas gunung. Memang ada sih yang menjual dalam bentuk eceran. Tapi pada saat malam kebanyakan yang jualan pada tidur. Jangan sampe nanti kehabisan bensin malah gangguin orang tidur. Gak enak juga kan.
Jalanan untuk awal masih terlihat normal-normal saja namun pada jam-jam berikutnya, jalan mulai terasa tanjakan yang curam banget. Kadang-kadang Andi aja sampe turun dari motor supaya bisa nanjak. Apalagi kondisi jalan yang berbatu dan berpasir. Menambah kesulitan dan tantangan saat melakukan perjalanan. Hutan dan jurang di sisi jalan membuat adrenalin menjadi terpacu untuk lebih waspada.
Saat sepertiga jalan, Rizal dan Didit berhenti di pinggir jurang. Untuk menyaksikan kerlap-kerlip lampu kota yang indah saat malam hari Dan Saya melihatnya dari Gunung. Ini keren Banget. Ini yang Saya suka naik motor. Bisa berhenti sesukanya saat melakukan perjalanan. Menikmati udara pegunungan yang dingin membuat pikiran menjadi tenteram.
Perjalanan dilanjutkan. Naik-turun.Kanan-kiri. Naik lagi turun lagi. Kanan lagi kiri lagi. Banyak banget hal kaya gitu yang Saya temuin di perjalanan. Kebetulan yang bawa motor itu adalah Saya. Rasa tangan Saya kayak beku. gemetar sendiri. Saya gak pake sarung tangan sama masker. Gak nyangka kalo dingin banget. Sumpah dingin.
Tiba di kawasan bawah Bromo, Saya beristirahat dan tidur dulu di rumah saudara Rizal yang asli Tengger, Sebelum nanti melanjutkan perjalanan ke Pananjakan yang akan memakan waktu selama satu jam.
Akhirnya Saya tiba di Pananjakan. Sebuah spot terbaik untuk melihat keindahan matahari terbit. Memang kalo menggunakan jalur Ngadas akan langsung sampai ke Pananjakan. Beda dengan jalur Probolinggo yang harus melintasi kawah pasir terlebih dahulu untuk mencapai Pananjakan.
Wisatawan yang ingin melihat kecantikan matahari terbit ala Bromo akan disewakan mobil jeep dengan harga 300-400 ribu dan tiket masuk. Karena waktu itu Saya jalan bareng sama orang Malang. Saya gak perlu beli tiket dan bebas meggunakan motor tanpa helm buat nanti menjelajahi kawah pasir. Triknya, mereka cuma bilang anak-anak suku tengger dalam bahasa Jawa yang gak bisa Saya ngerti.
Berdiri di posisi terbaik saat di Pananjakan merupakan perjuangan yang penuh emosi. Banyak sekali wisatawan yang ingin melihat keindahan matahari terbit di Bromo. Pagar pembatas yang membatasi wilayah untuk melihat pun banyak yang di panjat untuk di terobos. Dan Saya salah satunya.Padahal depan Saya langsung jurang tapi gak peduli lah. Buat mendapatkan tempat yang terbaik itu memang kadang harus berani dan beresiko.
Perlahan dengan warna indahnya matahari mucul dengan sempurna. Jika malam sebelumnya terlihat bulan purnama di kota Malang. Maka kemungkinan matahari terbit di Gunung Bromo akan mencapai kesempurnaan untuk disaksikan. Gunung Bromo yang diambil dari nama dewa Brahma (dewa umat hindu) menjadi latar belakang yang cantik untuk menambah hiasan matahari terbit di Bromo. Gunung Semeru yang menjulang paling tinggi diantara gunung yang lain juga dapat disaksikan disini. Selain Gunung Batok.
Selesai melihat matahari terbit.Saya langsung menuju lautan pasir buat melihat kawah gunung yang masih berasap. Banyak banget anak tangga yang gue daki buat melihat kawah yang masih aktif itu. Mengunjungi poten (rumah ibadah umat hindu Tengger) dan bermain-main di kawah pasir sangat menyenangkan. Apalagi Saya naik motor, jadi bebas mau kemana aja. Ban motor gue keselip-selip, maklum cuma motor bebek biasa aja. tapi seru banget. Jelajahi kawah pasir yang luas banget.
Sensasi yang dirasakan saat menuju Bromo dengan sepeda motor dari kota Malang, seru dan menyenangkan. Ini perjalanan dengan klimaks yang terindah. #Rekomendasi