Tampilkan postingan dengan label Air terjun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Air terjun. Tampilkan semua postingan
Cerita Sebelumnya Pulau Moyo Saat Itu Bagian 1
Tali Kapal yang mengikat di dermaga sudah dilepaskan. Lalu kapal mulai kembali berlayar kembali. Tidak beberapa lama, Kapal kembali bersandar di dermaga. Pondasinya sudah terbuat dari beton. Saya jalan menyisir jalan utama. Terlihat rumah-rumahnya berderet saling berhimpitan di antara gang. Saya berhenti di sekolah dasar. Dimana tempat saya dan rombongan lain beristirahat dan tidur. Nama desa ini adalah Desa Labuan Aji.
Saya rebahkan kaki untuk sesaat. Mengistirahatkannya agar tidak keram. Setelah makan siang. Saya dibonceng warga lokal bergerak menuju destinasi wisata. Motor melaju di jalan datar untuk sesaat. Lalu menjadi tanjakan. Pepohonan kering menjadi pemandangan Saya ketika itu. Kadang pemandangan berupa pepohonan menghitam dan telah rata dengan tanah. Motor terus bergerak masuk ke dalam hutan lebih dalam hingga harus berhenti. Jalanan berupa tanah dan sempit menjadi penyebabnya. Dari situ Saya mulai melangkah menyusuri pedalaman hutan Pulau Moyo.
Suara air jatuh diselingi gelak tawa terdengar di kejauhan. Semakin lama semakin terdengar. Rupanya para pengendara sepeda sudah tiba lebih dulu. Saya melintas di jembatan yang terbuat dari batang pohon. Di bawahnya mengalir sungai. Airnya terlihat bening. Saya terus melangkah, menuruni batu demi batu sampai tiba di sebauh air terjun. Bagian bawah air terdapat kolam. Warnanya hijau, hampir senada dengan warna pepohonan di sekelilingnya. Mata Jitu, begitu nama air terjun ini.
Kata warga lokal yang memandu Saya, nama itu diberikan karena tempat jatuhnya air sangat tepat di bawah kolam. Jitu atau tepat sasaran, begitulah kira-kira cerita yang Saya dapat mengenai asal mula nama Air Terjun. Tapi ada juga Nama lain air terjun ini. Namanya Lady Water Fall. Seperti yang diceritakan seorang teman di Sumbawa waktu itu. Ia punya alasan mengapa disebut demikian. Saat itu Putri Diana atau Lady Diana pernah berkunjung ke Air terjun Mata Jitu bersama Pangeran Wililiam dan Pangeran Henry. Mulai dari situ nama Air terjun lebih dikenal dunia dan memilki penyebutan lain. Bentuk air terjun ini berundak-undak hingga sampai ke bawah. Namun pada air terjun utama, ketinggian jatuhnya air mencapai 5 meter. Itu perkiraan Saya waktu itu.
Saya teringat perjalanan ke Pulau Moyo November 2012 saat itu. Perjalanan yang melelahkan juga menyenangkan. Banyak hal baru serta pengalaman yang Saya dapatkan di perjalanan tersebut. Saya juga mendapatkan keindahan dan pengetahuan alam nusantara yang indah. Sampai saat menulis ini, Saya masih merasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan tuhan. Diberikan kepercayaan olehnya untuk mengenal Pulau Moyo lebih dekat dan berbagi cerita lewat tulisan ini.
Langit telah gelap saat itu. Tubuh Saya tergeletak di atas kasur Hotel Tambora, Sumbawa, NTB. Letaknya bersebelahan dengan kantor bupati. Ukurannya cukup luas jika dibandingkan dengan hotel-hotel lainnya di Sumbawa. Usia hotel mungkin sudah cukup tua. Terlihat dari pendingin udaranya. Sangat berisik dan berbentuk kotak. Seperti keluaran generasi lama. Tapi hembusannya cukup terasa. Mmembuat hati Saya senang.
Walaupun telah malam, udara di sini membuat gerah, apalagi saat berada di dalam kamar. Kata orang, tanah Sumbawa memiliki 9 matahari ketika siang. Itu bukan isapan jempol. Saya juga merasakannya ketika itu.
"Tok...tok....tok....," suara itu terdengar pelan. Sumbernya dari jendela. Saya buka tirai yang menghalangi. Terlihat seorang bocah dari balik kaca. Saya hanya memberinya acungan jempol. Ketika melihat itu, ia beranjak pergi dan Saya melanjutkan tidur kembali. "tok...tok...tok....," suara itu kembali terdengar , kali ini seorang pria jangkung yang terlihat. Dari bibirnya dia berbicara tanpa suara. Terlihat meminta Saya untuk segera bangun. Wajahnya terlihat serius, Saya pun bergegas. Bergerak cepat membereskan tas dan keluar dari kamar.